Mesin Toyota 4A-GE adalah mesin dari hasil pengembangan bersama Yamaha Motor Corporation. Yamaha sendiri beranggung jawab sebagai developer cylinder head. 4A-GE diproduksi dari Mei 1983 sampai tahun 1991 untuk versi 16 Valve dan terakhir tahun 1998 untuk versi 20 Valve.
Dari awal research and development, mesin Toyota 4A-GE ditujukan sebagai mesin kompak dengan Performa Tinggi yang hanya bermodalkan kubikasi 1.6 L dan banyak ditemui pada generasi sedan Toyota Corolla, Toyota Levin/Trueno dan juga Toyota Sprinter.
Generasi pertama dari mesin Toyota 4A-GE ini diproduksi untuk menggantikan mesin 2T-G dan dijuluki mesin "Bigport". Mesin ini dengan mudah dikenali dari bagian cover cam yang berwarna silver dan tulisannya biru hitam.
Toyota menyertakan teknologi T-VIS (Toyota Variable System) pada generasi pertama ini untuk mengatasi RPM yang rendah. Prinsip kerja teknologi T-VIS ini sama dengan teknologi RC-Valve pada Honda NSR. Tenaga yang dihasilkan dari 4A-GE ini mencapai 112 hp pada 6.600 rpm dan 131 Nm pada putaran 4.800 rpm. (Versi USA)
Untuk generasi kedua, dilakukan sedikit perbaikan pada blok mesin dengan cara membesarkan diameter penghubung ujung bearing di area kruk as dan juga penambahan empat buah penopang di bagian belakang blok mesin sehingga total jumlahnya menjadi tujuh, dimana sebelumnya hanya ada 3.
Fitur dan teknologi mesin tidak ada perubahan sama sekali. Perubahan secara visual meliputi area penutup atas cam yang sekarang menggunakan huruf warna merah dan hitam. Peningkatan output mesin menjadi 115 hp pada putaran 6.000 rpm dan 131 Nm 4.800 rpm.
Pada generasi ketiga, Toyota merancang ulang port intake di kepala silinder dengan pengecilan penampang saluran masuk untuk mengatasi masalah airspeed pada generasi sebelumnya. Sehingga ia di juluki sebagai mesin dengan smallport head. Selain tidak lagi membutuhkan teknologi T-VIS, mesin ini juga mendapatkan peningkatan rasio sebelumnya 9.4:1 menjadi 10.3:1.
Dengan adanya berbagai revisi tersebut, tenaga yang dihasilkan mampu menorehkan angka output sebesar 123 hp pada putaran 7.200 rpm dengan torsi puncak 149 Nm pada 4.800 rpm. Secara visual, mesin ini dapat dengan mudah dikenali dari tulisan iTwincam 16 Vale dan berwarna merah pada cover camshaft, biasanya dapat ditemukan pada dapur pacu utama dari Toyota Corolla Twincam GTi.
Mulai generasi keempat, Toyota merombak sistem katup yang awalnya berjumlah 4 menjadi 5 pada setiap silinder. Tidak hanya itu saja, pabrikan turut melengkapi teknologi mesin ini dengan mengadopsi VVT (Variable Valve Timing) pada intake cam dan juga mengubah intake manifold pendek dengan throttle individual berdiameter 43mm untuk masing-masing silinder.
Rasio kompresi pun kembali ditingkatkan hingga 10.5:1. Selain itu, saluran masuk dirubah menggunakan intake manifold pendek dengan throttle individual berdiameter 43mm untuk masing-masing 43mm silinder. Tenaga maksimal mesin silvertop ini mencapai 158 hp pada 7.400 rpm dan torsi 162 Nm pada 5.200 rpm. Umumnya, mesin ini digunakan pada generasi Corolla AE101.
Terakhirn inilah generasi kelima dari Toyota 4A-GE dengan julukan black top. Sesuai namanya, mesin ini memiliki cover cam berwarna hitam yang bentuknya serupa seperti silver top di atas dan memiliki tenaga sedikit lebih besar karena rasio kompresi telah di upgrade menjadi 11:1
Selain itu, varian black top juga mendapatkan sentuhan pada desain saluran masuk, perbesaran pembukaan valve masuk menjadi 8.2mm dan juga perbesaran diameter throttle body menjadi 45mm. Tenaga maksimum yang dihasilkan mesin dari generasi terakhir dari 4A-GE ini berkisar pada angka 163 hp pada 7.800 rpm dan torsi puncak hingga 162 Nm pada 5.600 rpm.
Source: instagram/autoverso.media
Comments
Post a Comment