Supercharger merupakan istilah yang tidak asing lagi di telinga para car enthusiast. Meskipun metode forced induction ini tidaklah sepopuler bila dibandingkan dengan saudaranya, turbocharger.
Supercharger merupakan salah satu metode forced induction pada mesin mobil. Forced induction sendiri adalah proses mengalirkan udara yang dikompresi kepada asupan (intake) mesin yang kemudian digunakan pada pembakaran bahan bakar di ruang bakar.
Metode forced induction lainnya adalah turbocharger dan nitrous oxide. Pebedaan terbesar dari supercharger dan turbo adalah sumber tenaga penggerak rotor kompresornya.
Tenaga penggerak turbocharger berasal dari gas buangan (exhaust), sedangkan tenaga penggerak supercharger adalah putaran crankshaft pada mesin (kruk as). Kruk as itu pegangan piston yang berputar bersamaan dengan turun naiknya piston.
Disinilah fungsi dari supercharger. Perangkat ini akan memaksa lebih banyak udara masuk dan menkompresinya sehingga lebih padat. Perangkat ini mampu menambahkan rata-rata 46% lebih banyak horsepower dan 31% lebih banyak torsi.
Pada dataran tinggi, dimana kinerja mesin memburuk karena udara memiliki kepadatan dan tekanan rendah, supercharger juga dapat memberikan udara bertekanan lebih tinggi ke mesin sehingga dapat beroperasi secara optimal. Supercharger mendapatkan tenaganya langsung dari kruk as mesin.
Ada tiga jenis supercharger yang dibedakan berdasarkan cara dan jenis rotor untuk mengkompresi udara. Ketiga jenis tersebut adalah roots, twin-screw, dan sentrifugal.
Pada intinya semua jenis memiliki fungsi yang sama yaitu mengkompresi udara untuk kemudian disalurkan pada intake manifold. Tetapi ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut.
Jenis supercharger ini merupakan desain terlama yaitu sejak 1860. Ya, 1860 itu sudah ada supercharger loh hehe. Roots menggunakan dua buah batang rotor yang berfungsi seperti turbin. Kedua rotor tersebut tidak tersambung satu sama lain dan bergerak berlawanan arah ke area luar atau ke arah dinding bungkus supercharger.
Hal ini membuat udara terhisap dan bergerak ke arah dinding dalam. Jenis roots ini seringkali disebut sebagai blower karena memang fungsinya menghisap udara dan mengalirkannya pada intake manifold. Kompresi udara tidak terjadi pada superchargernya melainkan pada intake manifold.
Sama halnya seperti roots, twin-screw menggunakan dua buah rotor yang berbentuk seperti sekrup. Ukurannya lebih ramping dibanding pada roots supercharger. Kedua rotor tersebut bergerak berlawanan arah ke area dalam atau tengah supercharger.
Hal ini bukan hanya membuat udara terhisap tetapi juga memungkinkan terjadinya proses kompresi di dalam supercharger.
Jenis ini hampir sama dengan turbocharger. Bukan hanya dari bentuknya tetapi karakter dan efektifitasnya pun memiliki persamaan. Sentrifugal berbentuk sama seperti turbo alias seperti keong.
Hanya saja pada turbo kita akan melihat seperti dua buah keong disatukan karena memang terdiri dari dua buah turbin yang saling berhubungan. Nah, pada Sentrifugal Supercharger keong ini hanya ada satu saja, karena tenaga penggeraknya berasal dari kruk as mesin.
Source: instagram/autoverso.media
Comments
Post a Comment