Mesin mobil memiliki jantung yang disebut dengan silinder. Di dalam silinder ini terdapat piston yang bergerak untuk melakukan langkah hisap, kompresi, pembakaran, dan pembuangan. Piston ini menerima tekanan hasil pembakaran dari campuran bahan bakar dan oksigen lalu tekanan tersebut diteruskan dan digunakan untuk memutar poros engkol melalui batang piston.
Dalam satu mesin, terkadang tak hanya memiliki satu silinder saja, bisa juga multi-silinder dimana terdapat lebih dari satu silinder di dalamnya. Mesin-mesin yang merupakan multi-silinder ini memiliki susunan atau konfigurasi tertentu yang dikenal sebagai konfigurasi mesin. Susunan ini nantinya menentukan efisiensi, dimensi mesin, bentuk, biaya produksi, dan sebagainya.
Konfigurasi mesin inline juga kerap disebut dengan istilah konfigurasi mesin segaris karena memang semua silindernya disusun segaris lurus dan sejajar. Secara konstruksinya, memang mesin inline ini terbilang paling mudah dibuat karena hanya membentuk garis lurus, satu cabang silinder, dan satu crankshaft saja. Tak hanya itu, mesin ini secara dimensi tidak memakan tempat sehingga menguntungkan penempatan pada ruang mesin. Sayangnya, jika semakin banyak silindernya, mesin menjadi tidak stabil. Mesin konfigurasi inline banyak ditemui di mobil komersial masa kink yang harganya relatif terjangkau.
Jika mesin inline konfigurasinya hanya seperti garis lurus saja, maka pada mesin V, silinder dibuat membentuk sudut tertentu sehingga membentuk mirip huruf V. Karena dibuat konfigurasi mirip huruf V, maka ketika jumlah silinder yang dipasangkan cukup banyak, maka ukuran mesin tidak terlalu panjang seperti layaknya jika menggunakan mesin konfigurasi inline. Keunggulannya juga terletak pada stabilitas mesin itu sendiri, meskipun tidak akan sehalus jika menggunakan konfigurasi inline. Penamaannya mengikuti jumlah silinder yang dipasang. Ketika silinder yang dipasang ada delapan, maka mesin diberi nama V8.
Jika mesin V menggunakan sudut 90°, maka yang terbentuk adalah mesin L. Sudut ini menentukan stabilitas kinerja mesin serta optimalisasi pembakaran dan meminimalisir getaran pada mesin. Mesin dengan konfigurasi V dan L banyak ditemui di pasaran.
Pada mesin W, silinder diatur menyerupai bentuk huruf W. Penamaannya sama dengan mesin V dimana jika jumlah silinder yang dipasang ada 12, maka mesin diberi nama W12. Mobil yang juga menggunakan mesin W adalah Volkswagen dan salah satu yang paling legendaris adalah mesin W yang dipasangkan di mobil Bugatti Veyron pada tahun 2006 lalu. Pada Bugatti Veyron ditanamka mesin W16 dengan kapasitas 8 liter atau 8000cc dan tambahan 4 turbo charger sehingga mampu menghasilkan tenaga yang sangat besar.
Pada mesin V, terdapat konfigurasi dimana silinder dipasang dengan sudut tertentu, namun jika silinder dipasang sejajar antar deret, maka konfigurasi ini disebut sebagai konfigurasi mesin H. Tiap deret memiliki crankshaft sendiri yang digabungkan pada salah satu ujungnya. Konfigurasi seperti ini membuat mesin menjadi lebih pendek dibanding jika disusun secara segaris.
Sayangnya, konfigurasi seperti ini ternyata membuat mesin menjadi tidak stabil karena mesin harus harus dibuat lebih tinggi agar tidak mengganggu kinerja knalpotnya. Semakin tinggi mesin, maka pusat gravitasi semakin tinggi dan mengurangi kestabilan mesin itu sendiri.
Mesin VR mirip dengan mesin V, namun sudutnya lebih kecil. Jika pada mesin V biasanya sudut yang dibentuk sekitar 45 saampai 60 derajat atau bahkan 90 derajat seperti pada mesin L, maka mesin VR hanya membentuk sudut 10 sampai 15 derajat saja.
Berbeda dengab mesin-mesin sebelumnya yang pistonnya bergerak secara vertikal atau diagonal, mesin flat memiliki piston yang bergerak horizontal membentuk sudut 180° antar silinder. Konsep mesin seperti ini sudah ditemukan sejak tahun 1896 oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Karl Benz, pendiri brand Mercedes-Benz. Mesin flat atau yang biasa disebut mesin "Boxer" ini terkenal dipakai pada produksi mobil Volkswagen, Porsche dan juga pada pabrikan mobil Jepang yang memakainya pada semua line up mobilnya yaitu Subaru.
Source: instagram/autoverso.media
Comments
Post a Comment